Kamis, 28 Agustus 2014

Dusk




senja...selalu indah untuk dilewatkan

Sabtu, 06 September 2008

Blink


Blink adalah sebuah buku tentang dua detik pertama yang sangat menentukan ketika kita mengamati sesuatu, dua detik yang akan memberikan pemahaman dalam sekejap mata, yang terbentuk berkat pilihan-pilihan yang muncul dari dalam kemampuan alam bawah sadar kita. Kemampuan inilah yang disebut oleh Malcolm Gladwell - pengarang buku tersebut, disebut sebagai "kemampuan berpikir tanpa berpikir" dimana keputusan sekejap bisa didapat dari informasi yang sedikit namun akurat melalui snap judgment dan thin slicing.
Dalam buku ini disebutkan bahwa dalam mengambil keputusan sebaiknya mengambil intisari dari permasalahan tersebut bukan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut, seperti yang dicontohkan dalam buku ini seorang pakar benda seni yang bisa menilai suatu benda seni palsu atau tidak dalam sekali lihat, atau seorang psikolog yang bisa menebak sebuah perkawinan bisa langgeng atau tidak hanya dengan mendengar pembicaraan sepasang suami istri.
Buku ini menyingkapkan bahwa orang-orang yang pandai mengambil keputusan yang tepat bukanlah orang yang memproses informasi atau yang sengaja menghabiskan waktu cukup lama untuk berpikir, namun orang yang melatih diri mereka untuk menyempurnakan kemampuan dalam mengambil cuplikan tipis atau thin slicing, menyaring sesedikit munkin faktor-faktor yang terpenting dari sejumlah kemungkinan yang menggunung.
Sebuah buku yang membuat saya berucap "woow", sebenarnya saya tidak pengen membeli begitu istri saya menujukkan buku tersebut tetapi begitu melihat covernya kok ada perasaan yang mendorong saya untuk membeli buku ini, ternyata perasaan saya menang buku ini menarik sekali. Thanks untuk istri saya yang menujukkan buku ini

Sabtu, 14 Juni 2008

China Undercover


Hmm.. satu buku yang kontroversial di China yang menurut kabarnya versi bajakannya laku 10 juta kopi. Buku karya Chen Guidi dan Wu Chuntao ini memuat serangkaian masalah yang secara umum merujuk pada Triple Angri ( San-Nong) yaitu masalah pertanian, masalah pedesaan, dan masalah petani. Sebuah masalah yang serius di China, bukan semata-mata masalah pertanian atau ekonomi. Tapi Triple Angri benar-benar sebuah masalah yang serius yang dihadapi pemerintahan pusat di China. Di buku ini Chen Guidi dan Wu Chuntao menuliskan tentang berbagai masalah yang menimpa petani yang di buku ini daerah penyelidikan ada di Provinsi Anhui.
Di buku ini dituliskan juga bagaimana para pejabat tingkat desa dengan arogannya memungut pajak yang kalau dipikir sangat tidak logis, pajak yang ditarik dengan sangat tinggi ini kegunaannya buka untuk keajuan dan kemakmuran desa tapi untuk memperkaya diri sendiri dan kerabatnya. Tidak ada toleransi bagi para petani yang memberontak- petani yang menolak membayar pajak karena memang sudah tidak ada untuk dipakai membanyar - para aparat desa yang korup ini sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya dari sekedar penganiayaan para pemberontak dan keluarganya bahkan sampai pembunuhan.
Sesuatu yang bertolak belakang dengan kebijakan pemimpin pusat yang encoba menekan angka pajak demi kemakmuran petani. Sebuah masalah besar yang berhasil ditutupi oleh pemerintahan China - sebuah negara yang di masa depan diramalkan akan berdampingan dengan Amarika Serikat.
Sebuah kebusukan telah tercium dari negara sebesar China yang natabene merupakan negara komunis di mana salah satu kebijakannya adalah tidak ada kelas sosial dalam kehidupan bermasyrakat apalagi pemimpin besar revolusioner Mao Tse Tung pernah menyatakan "yang bersengkongkol dengan imperialisme – rajaperang, birokrat, klas komprador, klas tuantanah besar dan bagi kaum intelektuil yang reaksioner yang bergantung pada mereka – adalah musuh kita. Proletariat industri adalah kekuatan memimpin dalam revolusi kita. Seluruh semi-proletariat dan burjuasi kecil adalah sahabat kita yang terdekat. Adapun burjuasi sedang yang bimbang itu, sayap kanannya mungkin menjadi musuh kita, sayap kirinya mungkin menjadi sahabat kita – tetapi kita harus selalu berjaga-jaga jangan sampai mereka mengacaukan front kita". Dimana semi -proletariat dan burjuasi kecil adalah petani dan buruh tani yang kecil.
Sebuah buku yang menarik untuk di baca dimana dibalik kesuksesan sebuah negara besar tersembunyi sebuah luka yang sulit disembuhkan apalagi luka tersebut dialami oleh petani yang merupakan kaum mayoritas di China.

Rabu, 28 Mei 2008

Systematic Chaos

Menurut kamus wikipedia ; Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunanisustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. (

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Sedangkan Chaos adalah sebuah kekacauan, tidak adanya peraturan atau tata tertib

Jadi disini kalau menurut saya Sytematic Chaos adalah kekacauan yang disebabkan oleh tidak berfungsinya atau tidak berjalannya peraturan atau tata tertib yang dibuat secara “sempurna”.

Setelah harga BBM diumumkan naik oleh pemerintah maka dapat dipastikan kekacauan terjadi dimana-mana sopir-sopir kendaraan umum banyak yang melakukan aksi mogok akibat dari tidak diijinkannya Organda sebagai induk dari pengusaha transportasi umum menaikkan harga dan banyak mahasiswa dan masyarakat yang demo karena akibat dari naiknya BBM harga-harga sembako naik, bahkan minggu kemarin sampai sempat terjadi bentrok antara polisi dan mahasiswa Unas Jakarta yang banyak memakan korban dari pihak mahasiswa.

Sekarang kalau melihat ke belakang pihak mana yang harus bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Menuding pemerintah, jelas pemerintah tidak mau disalahkan mereka tentu beralasan bahwa menaikkan BBM adalah pilihan tersulit untuk menyelamatkan APBN, karena kalau APBN tidak bisa diselamatkan maka akan terjadi kekacauan yang lebih dahsyat. Bahkan tadi pagi say abaca dikoran wapres Jusuf Kalla malahan menuding pemerintahan terdahulu yang tidak bisa mengantur sumber daya minyak di Indonesia. Atau menyalahkan pasar dunia dimana harga minyak mentah sampai menembus $128 per barrel, tidak segampang itu.

Masing-masing pihak tentu mempunyai alasan kenapa pemerintah menaikkan BBM, kenapa harga minyak dunia bisa begitu tinggi, kenapa mahasiswa dan masyarakat demo menentang kenaikkan BBM. Tapi disini pemerintah sebagai otoritas tertinggi harus memberi solusi yang bisa meredakan kekacauan tersebut. Pemberian BLT saya rasa bukan solusi yang baik karena terkesan pemerintah memberi ikan bukan alat pancingnya, alangkah baiknya BLT dirupakan dalam bentuk padat karya. Yang disayangkan disini adalah cara pemerintah mengkomunikasikan kenaikan BBM kepada masyarakat, pemerintah seolah-olah bertindak arogan dalam penyampaian kenaikan BBM, dengan tidak mau mendengarkan atau memperhatikan solusi-solusi yang bisa mencegah kenaikan BBM.

Yang bisa dilakukan pemerintah untuk meredam kekacauan mungkin pemerintah bisa mendukung lembaga-lembaga atau individual yang bisa menciptakan energi alternative seperti yang ditemukan oleh Joko Suprapto dan Djoku Sutrisno dua orang yang memiliki kesamaan nama depan Joko sama-sama menemukan energi alternative yang memakai air atau hidro oksida sebagai bahan dasar,cukup menarik temuan tersebut mengingat bahan dasarnya adalah air yang merupakan sumber daya yang melimpah di Indonesia. Bila pemerintah bisa menseriusi temuan-temuan energi alternative tersebut dan hasilnya untuk kepentingan bangsa IndonesiaIndonesia. bukanya pihak asing, mungkin kredibilitas pemerintah bisa naik kembali di mata masyarakat

I Hope So…………………….


*Surabaya 29 Mei.......waktu bengong nunggui gajian

Selasa, 27 Mei 2008

The Bank Job


Kemarin saya dapet film ini dari teman saya ketika mengetahui yang jadi pemeran utamanya Jason Statham, whuiih tambah semangat aja penegn nontonya.
Cerita dimulai dari Terry ( Jason Statham) seorang dealer mobil yang mengalami masa lalu yang buruk. Setelah menikah Terry berkeinginan melepas masa lalunya dan mencoba kehidupan baru bersama keluarga barunya. Tapi harpana Terry melepas masa lalunya buyar berantakan ketika Terry bertemu dengan Martine Love (Saffron Burrows) datang menawarkan pekerjaan buat Terry berupa rencana perampokan bank. Semula Terry tidak mengidahkan tetapi karena Terry membutuhkan uang maka Terry menyetujui dengan mengajak dua temannya Dave Shilling (Daniel Mays) dan Kevin Swain (Stephen Campbel Moore).
Tanpa disadari Terry, Dave, dan Kevin ternyata Marine telah terlibat dengan MI 5 (dinas rahasia Inggris) untuk memeperlacar rencana perampokan tersebut.
Cerita yang diambil dari kisah nyata perampokan di Inggris pada tahun 1971. Sebuah perampokan yang menghebohkan dimana secara tidak sadar para perampok tersebut tidak hanya merampok uang dan perhiasan tetapi juga sebuah dokumen yang menyangkut skandal dan korupsi pejabat parlemen Inggris dan Kerajaan.
Film yang disutradarai oleh Roger Donaldson ini sangat menarik bagi saya, mengingat disini Jason Statham sangat minim atao bahkan sama sekali tidak mengeluarkan kemampuan bela dirinya. Di sini Jason Statham mencoba mengali kemampuan berakting dan mendalami perannya.

Senin, 26 Mei 2008

Don't Know

Di pertengahan bulan ini mata dan telinga saya mulai akrab dengan segala bentuk pencitraan diri seorang individual yang akan mencalonkan diri menjadi seorang pemimpin suatu daerah atau bahkan pemimpin negara. Padahal katakanlah sebuah PILKADA atau PEMILU itu masih jauh pelaksanaannya tetapi mereka sudah berlomba-lomba mulai tebar pesona dimana-mana mulai dari banner yang ukurannya kecil yang ditempelkan di mana-mana sampai yang ukurannya sebesar pintu rumah yang penempatannya tidak mengindahkan tata ruang kota, asal tempat itu srastegis dan dilewati banyak orang maka disitulah terdapat hutan banner.

Berbagai tulisan atau janji lebih tepatnya dihembuskan manis oleh mereka para calon pemimpin mulai dari yang pemimpin jujur, bebas korupsi, keshatan dan pendidikan gratis dan seterusnya tetapi dari sekian banyak yang mereka kampanyekan ke masyarakat cenderung sama artinya mereka melebih-lebihkan apa yang nanti mereka berikan kepada masyarakat bila mereka kelak menjadi pemimpin, akankah itu menjadi kenyataan don’t know ?

Seharusnya kalau menurut saya yang harus mereka janjikan adalah perbaikan kinerja mereka, perbaikan birokrasi dalam melayani masyarakat karena dari situlah masyarakat sendiri yang akan menikmati, jangan cuma the answer lies within!

Saya juga melihat pengorbanan para calon pemimpin tersebut untuk membangun sebuah citra bagi dirinya agar kelihatan lebih daripada yang lainnya di mata masyarakat. Mereka para calon pemimpin mengeluarkan dana yang tidak sedikit hanya untuk agar lebih dikenal masyarakat. Berbagai cara dilakukan dari mulai yang klasik seperti memasang foto mereka di tempat-tempat srastegis, atau memberi dan menghiasi warung-warung kaki lima dan kendaraan transportasi umum seperti becak atau angkot dengan memberi nama warung atau jurusan sebuah angkot yang tentunya dengan foto calon pemimpin tersebut disertai dengan tulisan yang mengkampanyekan mereka atau yang sekarang lagi trend mengiklankan diri di televesi dan bahkan di bioskop 21. Mereka juga mulai menyewa lembaga-lembaga independent sebagai think tank mereka agar bisa memenangkan di pertarungan yang bernama PILKADA atau PEMILU. Sebuah harga yang mahal untuk sebuah demokrasi, dengan mengeluarkan uang, pikiran dan dana yang sebesar itu apakah nantinya bisa menjamin mereka menjadi seorang pemimpin don’t know?

Sebuah hal yang tragis bila para calon pemimpin tersebut dengan gila-gilaan mengeluarkan dana yang besar hanya untuk sebuah pencitraan diri, menginggat kondisi masyrakat di sekitar mereka yang mulai kesulitan untuk membeli BBM dan sembako, menyekolahkan anak-anak mereka atau sekedar memeriksakan diri bila sakit walaupun Cuma hanya di sebuah Puskesmas. Dan konyolnya hal-hal tesrsebut diatas yang dijual para calon pemimpin sebagai bahan kampanye mereka. Mungkin mereka para calon pemimpin berpikir dengan (pura-pura) memberi perhatian pada masyarakat mereka nantinya akan dipilih…hehehe dah basi, sekarang walaupun tidak semuanya masyarakat sudah semakin pintar dalam hal pendidikan politik. Mungkin mereka menerima apapun yang diberikan para calon pemimpin tersebut tapi untuk memilih mereka di ajang pemiihan daerah maupun umum masyrakat akan berpikit 10 kali untuk sekedar menjatuhkan pilihan mereka atau bahkan mereka tidak menjatuhkan pilihan, dan apakah para calon pemimpin tersebut tahu bahwa masyarakat yang dulu waktu kampanye diberikan sesuatu tetapi malah tidak memilih mereka don’t know?

Sampai kapan model-model kampanye atau pencitraan diri seperti ini berlangsung, tidak adakah partai-partai politik yang membawahi para calon pemimpin tersebut memberi pembelajaran tentang bagaimana berpolitik yang baik dan benar, yang bisa membuat program disemua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mudah dicerna dan memang dapat dikerjakan dan diwujudkan.

Kapan itu semua bisa terjadi………………………………………….don’t know

Selasa, 20 Mei 2008

Ada Apa Dengan Indonesia ?

Ada apa dengan Indonesia ? Sebuah pertanyaan iseng saya ketika melihat jargon baru untuk memperingati hari kebangkitan nasional yaitu Indonesia Bangkit, Indonesia Bisa. Sebuah pertanyaan dari dalam otak saya kenapa harus menunggu 100 th kebangkitan nasional pemerintah baru membuat jargon seperti itu "Indonesia Bangkit" apakah pemerintah Indonesia menunggu sumber daya alam negara kita habis digerogoti oleh negara asing, angka kemiskinan dan pengangguran terus meningkat, ekonomi negara yang tidak mampu menujukkan progress yang baik, biaya pendidikan dan kesehatan yang terus meninggi, angka rupiah yang dikorupsi oleh oknum yang semakin besar, atau prestasi olahraga negara Indonesia yang semakin menurun. Saya sendiri pun tidak tahu persisnya kenapa pemerintah Indonesia membuat jargon seperti itu apakah memang benar-benar ingin bangkit dari segala keterpurukan dari berbagai hal atau hanya sebuah jargon saja hmmm hanya tuhan yang tahu.
Menurut saya sih kenapa harus menunggu 100 th baru menyatakan "Indonesia Bangkit" apakah harus menunggu selama itu baru berbuat untuk negara tercinta ini, kadang dalam hati saya berkata negara Indonesia ini merupakan negara yang aneh, kenapa kok aneh saya tidak perlu menjelaskan disini karena terlalu banyak yang dijelaskan untuk sebuah keanehan Indonesia salah satunya ya jargon "Indonesia Bangkit" tersebut. Secara bercanda saya berpikir mau bangkit dari mana Indonesia, dari segala aspek kita sudah babak belur, sedangkan pemerintah sendiri masih sibuk menjelang kenaikan BBM dan PEMILU. Di sisi lain banyak pihak atau perorangan yang benar-benar berjuang dengan karya dan pemikirannya untuk kemajuan Indonesia, dari hasil karya dan pemikiran mereka timbul hasil yang cukup mengembirakan walaupun hasil mereka tidak bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia tetapi bagi saya itu sebuah hal yang membanggakan.
Yang aneh disini kenapa pemerintah Indonesia tidak mengakomodasi hasil karya dan pemikiran anak bangsa yang cukup membanggakan, pada hal hasil dari karya dan pemikiran tersebut kalaupun pemerintah bisa untuk mendalami dan dikelola secara serius maka saya rasa hasilnya akan bisa membantu walaupun sedikit tetapi cukup untuk membantu memulihkan keadaan Indonesia yang sudah babak belur. Apa sih yang membuat enggan pemerintah menseriusi hasil dari karya dari anak bangsa tersebut apakah pemerintah kurang berminat atau gimana saya sendiri masih bingung.
Entah pemerintah serius atau tidak dengan jargon "Indonesia Bangkit" saya harap pemerintah benar-benar serius untuk memperbaiki kinerjanya agar lebih baik lagi dimata sekitar 250 juta rakyat Indonesia. walaupun hanya sekedar harapan semoga itu bisa terjadi, entah itu kapan ?